Indonesiaherald.com, Kota bernama Ordos di China disebut-sebut sebagai kota hantu terbesar di dunia. Pasalnya, hampir semua bangunan di sana kosong dan kotanya sendiri tidak berpenduduk. Hampir 15 tahun lalu, sebuah ledakan tambang batubara memaksa pemerintah menginvestasikan uang untuk perkembangan perkotaan di sana. Harapannya jelas, yakni menciptakan pusat budaya, ekonomi, dan politik baru. Kota Baru Ordos, juga dikenal Kangbashi ini dirancang untuk bisa menampung satu juta penduduk dan menjadi terkenal akan arsitekturnya, menara-menara residensialnya, dan arena-arena olahraganya yang mengandung estetika seni. Tetapi harapan tinggal harapan lantaran tingginya pajak properti dan buruknya konstruksi menghalangi orang untuk tinggal di Kangbashi. Hingga hari ini, meskipun sebanyak 100.000 orang menyebutnya sebagai rumah, sebagian besar bangunan di kota tidak terpakai. "Keseluruhan kota tak ubahnya stasiun luar angkasa selepas kiamat pada film-film fiksi ilmiah," kata fotografer Raphael Oliver yang membuat rangkaian foto Kangbashi berjudul 'Ordos-A Failed Utopia.' Oleh sebab itu, Ordos yang terletak di pedalaman Mongolia ini tidak masuk ke dalam peta negara China. Pemerintah pusat menganggap walaupun Ordos memiliki bangunan-bangunan dan penghuni sebanyak 100.000 jiwa masih tak layak untuk dimasukkan ke dalam peta. Hal tersebut membuat pemerintah administrasi Kangbashi ini berupaya mengajukan petisi kepada Beijing untuk secara resmi menempatkan kota ini di dalam peta. Hal yang menarik adalah bahwa pengajuan Kangbashi untuk pengakuan resmi, menghilangkan daerah di sebelah selatan Sungai Wulanmulun. Ini mungkin bukan kebetulan terjadi di mana mayoritas perumahan yang kosong berada. Pada dasarnya, dengan memotong daerah ini dari Kangbashi, tempat tersebut tiba-tiba menjadi hampir sepenuhnya dihuni, yang memiliki empat atau lima komplek perumahan. (Sumber: Kompas.com).
$type=grid$meta=0$readmore=0$snippet=0$count=3$show=home
Indonesiaherald.com, Kota bernama Ordos di China disebut-sebut sebagai kota hantu terbesar di dunia. Pasalnya, hampir semua bangunan di sana kosong dan kotanya sendiri tidak berpenduduk.
Hampir 15 tahun lalu, sebuah ledakan tambang batubara memaksa pemerintah menginvestasikan uang untuk perkembangan perkotaan di sana. Harapannya jelas, yakni menciptakan pusat budaya, ekonomi, dan politik baru.
Kota Baru Ordos, juga dikenal Kangbashi ini dirancang untuk bisa menampung satu juta penduduk dan menjadi terkenal akan arsitekturnya, menara-menara residensialnya, dan arena-arena olahraganya yang mengandung estetika seni.
Tetapi harapan tinggal harapan lantaran tingginya pajak properti dan buruknya konstruksi menghalangi orang untuk tinggal di Kangbashi.
Hingga hari ini, meskipun sebanyak 100.000 orang menyebutnya sebagai rumah, sebagian besar bangunan di kota tidak terpakai.
"Keseluruhan kota tak ubahnya stasiun luar angkasa selepas kiamat pada film-film fiksi ilmiah," kata fotografer Raphael Oliver yang membuat rangkaian foto Kangbashi berjudul 'Ordos-A Failed Utopia.'
Oleh sebab itu, Ordos yang terletak di pedalaman Mongolia ini tidak masuk ke dalam peta negara China.
Pemerintah pusat menganggap walaupun Ordos memiliki bangunan-bangunan dan penghuni sebanyak 100.000 jiwa masih tak layak untuk dimasukkan ke dalam peta.
Hal tersebut membuat pemerintah administrasi Kangbashi ini berupaya mengajukan petisi kepada Beijing untuk secara resmi menempatkan kota ini di dalam peta.
Hal yang menarik adalah bahwa pengajuan Kangbashi untuk pengakuan resmi, menghilangkan daerah di sebelah selatan Sungai Wulanmulun. Ini mungkin bukan kebetulan terjadi di mana mayoritas perumahan yang kosong berada.
Pada dasarnya, dengan memotong daerah ini dari Kangbashi, tempat tersebut tiba-tiba menjadi hampir sepenuhnya dihuni, yang memiliki empat atau lima komplek perumahan. (Sumber: Kompas.com).

Category 6
/fa-signal/ TOP 7 In The WEEK$type=one$snipped=hide$show=home$readmore=0$snippet=0$author=0$comment
-
Soetantyo Moechlas. Photo Tribun IndonesiaHerald.com - Mukidi. Nama ini di mana-mana disebut. Cerita-cerita Humor segar mengisi group-gr...
-
Potret Sultan Syarif Kasim II di Istana Siak Sri Indrapura IndonesiaHerald.com, Riau - Liburan ke Siak akhir pekan ini, traveler bisa ...
-
IndonesiaHerald.com, Health - Kalau ditanya apa golongan darahnya orang-orang mungkin akan menjawab A, B, O, atau AB. Namun untuk Sara...
-
IndonesiaHerald, Pontianak - Masyarakat di sekitar Bandara Supadio Pontianak terkejut melihat pemandangan itu. Seorang wanita berambut...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat tetap unggul dibanding dua kandidat lainny...
-
IndonesiaHerald.com, Kendari - Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam sebagai tersangka dalam kasus ...
-
Indonesiaherald.com, Bogor - Intoleransi dan radikalisme di Indonesia dinilai kian masif kemunculannya. Menurut salah satu peserta dis...
-
Indonesiaherald.com, Jakarta - Pesan percakapan dalam aplikasi WhatsApp di platform iOS ternyata tak sepenuhnya bisa dihapus. Bahkan se...
-
Indonesiaherald.com, New Delhi - Seorang pemuda di India yang dinyatakan tewas setelah dipagut ular berbisa tiba-tiba terbangun sesaat se...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Komnas Perempuan menemukan ratusan peraturan daerah yang diskriminatif terhadap perempuan. Keberadaan perda-...
KOMENTAR