IndonesiaHerald.com, Health - Kalau ditanya apa golongan darahnya orang-orang mungkin akan menjawab A, B, O, atau AB. Namun untuk Sarah Culhane, dari Australia, ia adalah pemilik golongan darahnya sendiri bernama SARA.
IndonesiaHerald.com,
Health - Kalau ditanya apa golongan darahnya orang-orang mungkin akan
menjawab A, B, O, atau AB. Namun untuk Sarah Culhane, dari Australia, ia adalah
pemilik golongan darahnya sendiri bernama SARA.
Semua bermula pada tahun 1990 ketika para peneliti dari
Blood Service secara tidak sengaja menemukan ada reaksi aneh pada darah yang
didonorkan oleh Sarah. Setelah diperiksa lebih jauh, diketahui bahwa darah
sarah memiliki antigen jenis baru yang sama sekali berbeda dari seluruh antigen
darah yang sudah ada.
"Saya masih ingat ada seorang wanita bernama Rona
Pepper dari bank darah menelepon dan bilang 'Ada sesuatu pada darah Anda,
bisakah kami melihatnya lagi?' Dan reaksi pertama saya adalah ya tuhan apakah
ini akan jadi masalah serius? Apa ini ada hubungannya dengan transfusi,"
ungkap Sarah seperti dikutip dari ABC
Australia, Selasa (31/1/2017).
Peneliti mengambil sampel darah Sarah dan beberapa
anggota keluarganya lalu melakukan uji antigen dan juga sekuensing DNA
(deoxyribonucleic acid). Hasilnya sekali lagi darah Sarah dan beberapa anggota
keluarganya sama sekali tidak memiliki kemiripan pada golongan darah manapun.
Sampai pada tahun 2010 muncul sebuah kasus di Kanada seorang
ibu hamil nyaris kehilangan janinnya. Sistem imun sang ibu tidak mengenali
janin anak yang tengah dikandung dan mulai menyerangnya karena dianggap benda
asing berbahaya.
Peneliti yang saat itu mengambil sampel darah ibu dan
anak tidak menemukan antigen sel darah merah spesifik yang bisa memicu sistem
imun. Sampai pada akhirnya sampel darah tersebut dikirim ke Australia untuk
diperiksa dan dicocokkan dengan darah Sarah.
"Hasilnya terkonfirmasi bahwa sang bayi memiliki
golongan darah yang sama seperti Sarah... Setelah kita hubungi keluarga dari
Kanada ini dan melibatkan mereka kami menemukan perbedaan DNA yang sama seperti
dengan keluarga Sarah," ujar Rhiannon McBean dari Blood Service yang
belakangan mendaftarkan darah Sarah sebagai golongan darah baru bernama SARA.
"Saat ini baru dua keluarga di dunia yang memiliki
darah ini. Studi awal 20 tahun lalu sudah mencoba menemukan kasus lainnya tapi
dari 5.000 sampel darah yang diperiksa tidak ada yang cocok. Jadi kita tahu
bahwa ini ini adalah golongan yang langka dan saya sendiri tidak bisa menebak
prevalensinya," lanjut Rhiannon.
Menanggapi kondisinya Sarah hanya berkelakar tentang
merasa beruntung karena menjadi sampel pertama ditemukannya darah golongan baru
tersebut. Karena alasan itu namanya jadi bisa diabadikan.
"Kalau dipikir cuma ada dua keluarga di dunia yang
memiliki darah jenis ini rasanya luar biasa. Saya rasa mereka mungkin kesal
karena peneliti tidak menemukannya pertama kali pada mereka. Kalau iya
kira-kira jadi apa namanya?" pungkas Sarah. (detik/surya)
KOMENTAR