IndonesiaHerald.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Andre Rosiade, menyesalkan adanya pasien yang meninggal karena ditolak RS. Kejadian itu menimpa bocah asal Sumedang, Jawa Barat M Rizki Akbar. Balita 2,9 tahun penderita kelainan jantung itu, menghembuskan napas terakhir Sabtu (27/8) kemarin, setelah ditolak enam rumah sakit di Jakarta dan Tangerang. Menurut sebelum menghembuskan napas terakhir, Rizki memang sempat menjalani perawatan setelah ada rumah sakit yang mau menerima. Namun, rumah sakit tersebut milik swasta yang tidak bekerja sama dengan Badan Pengelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Alhasil setelah Rizki menghembuskan napas terakhir, pihak keluarga belum mampu melunasi kekurangan tagihan sebesar Rp 20 juta. "Kasus seperti ini seharusnya tidak terjadi lagi, tapi kenyataannya kan berkata lain. Pemerintah harus lebih serius membenahi Kartu Indonesia Sehat, BPJS. Jangan cuma sibuk iklan saja," ujar Andre, Senin (29/80. Andre menyayangkan sikap enam rumah sakit tersebut, apalagi Rizki pemegang kartu BPJS. Bahkan sesuai UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS, mewajibkan seluruh rakyat Indonesia mengikuti program BPJS Kesehatan. Bahkan rakyat juga dipungut iuran, meski BPJS sudah mendapatkan alokasi anggaran dari APBN. "Satu sisi BPJS minta tambahan anggaran, iuran juga diminta, tapi perlakuan beda antara pasien BPJS dengan asuransi lain. Kalau asuransi lain langsung dilayani, kalau BPJS masih sering ditolak," kata Andre. Untuk itu Andre mendesak Presiden Joko Widodo melalui Kemenkes dan Kemenkeu, mengevaluasi program BPJS. Selain itu, juga meminta presiden menerbitkan semacam Peraturan Presiden atau Peraturan Menteri, yang mengatur perizinan rumah sakit bisa dicabut hingga dipidana apabila menolak pasien BPJS. "Pihak rumah sakit yang menolak pasien BPJS harus dievaluasi, terbitkan Perpres atau Permen, jika alasan RS-nya tidak jelas bisa dicabut, bahkan bisa dipidanakan. Karena sudah sering dengar pasien ditolak rumah sakit berujung pada kematian," tandas Andre. (Sumber: jpnn.com).
$type=grid$meta=0$readmore=0$snippet=0$count=3$show=home
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Andre Rosiade, menyesalkan adanya pasien yang meninggal karena ditolak RS.
Kejadian itu menimpa bocah asal Sumedang, Jawa Barat M Rizki Akbar. Balita 2,9 tahun penderita kelainan jantung itu, menghembuskan napas terakhir Sabtu (27/8) kemarin, setelah ditolak enam rumah sakit di Jakarta dan Tangerang.
Menurut sebelum menghembuskan napas terakhir, Rizki memang sempat menjalani perawatan setelah ada rumah sakit yang mau menerima.
Namun, rumah sakit tersebut milik swasta yang tidak bekerja sama dengan Badan Pengelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Alhasil setelah Rizki menghembuskan napas terakhir, pihak keluarga belum mampu melunasi kekurangan tagihan sebesar Rp 20 juta.
"Kasus seperti ini seharusnya tidak terjadi lagi, tapi kenyataannya kan berkata lain. Pemerintah harus lebih serius membenahi Kartu Indonesia Sehat, BPJS. Jangan cuma sibuk iklan saja," ujar Andre, Senin (29/80.
Andre menyayangkan sikap enam rumah sakit tersebut, apalagi Rizki pemegang kartu BPJS. Bahkan sesuai UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS, mewajibkan seluruh rakyat Indonesia mengikuti program BPJS Kesehatan.
Bahkan rakyat juga dipungut iuran, meski BPJS sudah mendapatkan alokasi anggaran dari APBN.
"Satu sisi BPJS minta tambahan anggaran, iuran juga diminta, tapi perlakuan beda antara pasien BPJS dengan asuransi lain. Kalau asuransi lain langsung dilayani, kalau BPJS masih sering ditolak," kata Andre.
Untuk itu Andre mendesak Presiden Joko Widodo melalui Kemenkes dan Kemenkeu, mengevaluasi program BPJS.
Selain itu, juga meminta presiden menerbitkan semacam Peraturan Presiden atau Peraturan Menteri, yang mengatur perizinan rumah sakit bisa dicabut hingga dipidana apabila menolak pasien BPJS.
"Pihak rumah sakit yang menolak pasien BPJS harus dievaluasi, terbitkan Perpres atau Permen, jika alasan RS-nya tidak jelas bisa dicabut, bahkan bisa dipidanakan. Karena sudah sering dengar pasien ditolak rumah sakit berujung pada kematian," tandas Andre. (Sumber: jpnn.com).

Category 6
/fa-signal/ TOP 7 In The WEEK$type=one$snipped=hide$show=home$readmore=0$snippet=0$author=0$comment
-
Soetantyo Moechlas. Photo Tribun IndonesiaHerald.com - Mukidi. Nama ini di mana-mana disebut. Cerita-cerita Humor segar mengisi group-gr...
-
Potret Sultan Syarif Kasim II di Istana Siak Sri Indrapura IndonesiaHerald.com, Riau - Liburan ke Siak akhir pekan ini, traveler bisa ...
-
IndonesiaHerald.com, Health - Kalau ditanya apa golongan darahnya orang-orang mungkin akan menjawab A, B, O, atau AB. Namun untuk Sara...
-
IndonesiaHerald, Pontianak - Masyarakat di sekitar Bandara Supadio Pontianak terkejut melihat pemandangan itu. Seorang wanita berambut...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat tetap unggul dibanding dua kandidat lainny...
-
IndonesiaHerald.com, Kendari - Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam sebagai tersangka dalam kasus ...
-
Indonesiaherald.com, Bogor - Intoleransi dan radikalisme di Indonesia dinilai kian masif kemunculannya. Menurut salah satu peserta dis...
-
Indonesiaherald.com, Jakarta - Pesan percakapan dalam aplikasi WhatsApp di platform iOS ternyata tak sepenuhnya bisa dihapus. Bahkan se...
-
Indonesiaherald.com, New Delhi - Seorang pemuda di India yang dinyatakan tewas setelah dipagut ular berbisa tiba-tiba terbangun sesaat se...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Komnas Perempuan menemukan ratusan peraturan daerah yang diskriminatif terhadap perempuan. Keberadaan perda-...
KOMENTAR