IndonesiaHerald.com, Berlin - Kelompok Neo Nazi diduga sebagai dalang serangan bom kembar rakitan di Dresden, kota Jerman timur. Dua bom rakitan itu meledak pada Senin (26/9/2016) malam, masing-masing satu meledak di dekat pintu masjid dan satu lainnya meledak di gedung pertemuan internasional. Terkait dua serangan itu, polisi mengaitkannya dengan kejahatan akibat kebencian. Tidak ada yang terluka dalam ledakan. Menurut polisi, ledakan bom rakitan itu terjadi pada Senin sekitar pukul 22.00 waktu setempat atau Selasa (27/9/2016) pukul 03.00 WIB. Polisi sudah lama memperingatkan bahwa kelompok Neo Nazi, Jerman, telah membentuk dirinya menjadi sel paramiliter bersenjata, seperti dilaporkan Daily Express, Selasa ini. Hal yang paling mengkhawatirkan saat ini ialah bahwa kelompok tersebut akan melakukan teror lebih cepat dari yang telah diperkirakan selama ini. "Meskipun sejauh ini tidak ada yang mengaku bertanggung jawab, kami percaya motif xenofobia berada di balik kejahatan ini," kata Kepala Polisi Dresden, Horst Kretzschmar. Kretzschmar mengatakan, polisi yakin ada kaitan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada akhir pekan ini di Dresden untuk menandai ulang tahun reunifikasi Jerman, 3 Oktober 1990. Pada saat ledakan pertama, imam masjid Fatih Camii, Dresden, istri dan anak-anaknya sedang berada di dalam masjid saat ledakan terjadi, tapi mereka tidak terluka. Sebagian bangunan masjid itu mengalami kerusakan ringan, seperti dilaporkan Agence France-Presse. Segera setelahnya, sebuah ledakan lain terjadi di Pusat Kongres Internasional (ICC) dan merusak sebagian kecil bangunan. Orang-orang yang berada di sebuah bar di dekat titik ledakan pun dievakuasi. Menyusul ledakan itu, polisi dikerahkan untuk melindungi bangunan masjid lain yang berada di Dresden. Dresden adalah tempat kelahiran organisasi atau gerakan akar rumput anti-Islam, PEGIDA, yang setiap minggu belakangan ini menggelar unjuk rasa penolakan migran. Kelompok sektarian ini mulai muncul ke permukaan ketika menggelar unjuk rasa skala besar yang diikuti 20.000 pendukungnya pada awal 2015. Masuknya sekitar satu juta migran ke Jerman pada 2015 telah meningkatkan ketegangan sosial, terutama di Jerman Timur. (Sumber: Kompas.com).
$type=grid$meta=0$readmore=0$snippet=0$count=3$show=home
IndonesiaHerald.com, Berlin - Kelompok Neo Nazi diduga sebagai dalang serangan bom kembar rakitan di Dresden, kota Jerman timur.
Dua bom rakitan itu meledak pada Senin (26/9/2016) malam, masing-masing satu meledak di dekat pintu masjid dan satu lainnya meledak di gedung pertemuan internasional.
Terkait dua serangan itu, polisi mengaitkannya dengan kejahatan akibat kebencian. Tidak ada yang terluka dalam ledakan.
Menurut polisi, ledakan bom rakitan itu terjadi pada Senin sekitar pukul 22.00 waktu setempat atau Selasa (27/9/2016) pukul 03.00 WIB.
Polisi sudah lama memperingatkan bahwa kelompok Neo Nazi, Jerman, telah membentuk dirinya menjadi sel paramiliter bersenjata, seperti dilaporkan Daily Express, Selasa ini.
Hal yang paling mengkhawatirkan saat ini ialah bahwa kelompok tersebut akan melakukan teror lebih cepat dari yang telah diperkirakan selama ini.
"Meskipun sejauh ini tidak ada yang mengaku bertanggung jawab, kami percaya motif xenofobia berada di balik kejahatan ini," kata Kepala Polisi Dresden, Horst Kretzschmar.
Kretzschmar mengatakan, polisi yakin ada kaitan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada akhir pekan ini di Dresden untuk menandai ulang tahun reunifikasi Jerman, 3 Oktober 1990.
Pada saat ledakan pertama, imam masjid Fatih Camii, Dresden, istri dan anak-anaknya sedang berada di dalam masjid saat ledakan terjadi, tapi mereka tidak terluka.
Sebagian bangunan masjid itu mengalami kerusakan ringan, seperti dilaporkan Agence France-Presse.
Segera setelahnya, sebuah ledakan lain terjadi di Pusat Kongres Internasional (ICC) dan merusak sebagian kecil bangunan.
Orang-orang yang berada di sebuah bar di dekat titik ledakan pun dievakuasi.
Menyusul ledakan itu, polisi dikerahkan untuk melindungi bangunan masjid lain yang berada di Dresden.
Dresden adalah tempat kelahiran organisasi atau gerakan akar rumput anti-Islam, PEGIDA, yang setiap minggu belakangan ini menggelar unjuk rasa penolakan migran.
Kelompok sektarian ini mulai muncul ke permukaan ketika menggelar unjuk rasa skala besar yang diikuti 20.000 pendukungnya pada awal 2015.
Masuknya sekitar satu juta migran ke Jerman pada 2015 telah meningkatkan ketegangan sosial, terutama di Jerman Timur. (Sumber: Kompas.com).

Category 6
/fa-signal/ TOP 7 In The WEEK$type=one$snipped=hide$show=home$readmore=0$snippet=0$author=0$comment
-
Soetantyo Moechlas. Photo Tribun IndonesiaHerald.com - Mukidi. Nama ini di mana-mana disebut. Cerita-cerita Humor segar mengisi group-gr...
-
Potret Sultan Syarif Kasim II di Istana Siak Sri Indrapura IndonesiaHerald.com, Riau - Liburan ke Siak akhir pekan ini, traveler bisa ...
-
IndonesiaHerald.com, Health - Kalau ditanya apa golongan darahnya orang-orang mungkin akan menjawab A, B, O, atau AB. Namun untuk Sara...
-
IndonesiaHerald, Pontianak - Masyarakat di sekitar Bandara Supadio Pontianak terkejut melihat pemandangan itu. Seorang wanita berambut...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat tetap unggul dibanding dua kandidat lainny...
-
IndonesiaHerald.com, Kendari - Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam sebagai tersangka dalam kasus ...
-
Indonesiaherald.com, Bogor - Intoleransi dan radikalisme di Indonesia dinilai kian masif kemunculannya. Menurut salah satu peserta dis...
-
Indonesiaherald.com, Jakarta - Pesan percakapan dalam aplikasi WhatsApp di platform iOS ternyata tak sepenuhnya bisa dihapus. Bahkan se...
-
Indonesiaherald.com, New Delhi - Seorang pemuda di India yang dinyatakan tewas setelah dipagut ular berbisa tiba-tiba terbangun sesaat se...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Komnas Perempuan menemukan ratusan peraturan daerah yang diskriminatif terhadap perempuan. Keberadaan perda-...
KOMENTAR