IndonesiaHerald.com, Rio De Janeiro - Pertarungan di arena Olimpiade memang bukan hal yang mudah, bahkan untuk pemain senior sekalip un. Besarnya tekanan dan beban di pundak para atlet di ajang olahraga terakbar empat tahunan ini terkadang membuat mereka tak mampu mengeluarkan kemampuan terbaik. Rasa tegang dan grogi juga dirasakan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Meskipun Tontowi/Liliyana menang dua gim langsung atas Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), dengan skor 21-14, 21-12, namun mereka mengakui sempat dilanda ketegangan. "Pressure di Olimpiade memang luar biasa. Walaupun sudah berpengalaman main di Olimpiade, pasti ada beban, tekanan tinggi. Apalagi kami tinggal sendiri dan hari ini adalah hari kemerdekaan Indonesia, maunya kami memberikan yang terbaik. Pokoknya perasaannya campur aduk," kata Liliyana seusai laga, Rabu (17/8/2016). "Saya akui waktu masuk lapangan merasa tegang, selain itu pada awal gim kami bermain kurang lepas. Tetapi, waktu sudah ‘panas’, saya bisa menjaga tempo permainan, lebih rileks, dan menjaga kekompakan dengan Owi," ucap Liliyana. Perolehan skor Tontowi/Liliyana pada gim kedua nyaris terkejar oleh Chan/Goh, 12-10.Tontowi/Liliyana sempat goyah pada pertengahan game kedua. Lalu apa yang membuat mereka bangkit? "Waktu gim kedua, kondisinya itu kami lebih enak untuk menyerang. Kalau main bertahan agak kurang aman, jadi waktu di depan net, saya mencari cara untuk menurunkan shuttlecok," ucap Liliyana. "Ternyata, sudah dijaga oleh lawan sehingga saya yang memaksa menurunkan kok malah jadi mengangkat kok. Saat itu, saya terpancing dan terburu-buru," kata Liliyana. Dalam kondisi tegang, Tontowi mengucapkan kalimat yang membuat pemain 30 tahun ini kembali bersemangat. "Saat itu, Owi berkata kepada saya ‘Nggak apa-apa cik, saya siap back-up di belakang. Cik Butet tenang saja jaga di depan. Cici lebih unggul kok (permainan) depannya’," kata Liliyana menirukan ucapan Tontowi. "Kata-kata Owi ini membuat saya makin semangat dan percaya diri. Setelah break, saya rileks saja, toh di gaim pertama saya sudah menang juga, seharusnya lawan yang under pressure," ujar Liliyana. Kekompakan Liliyana dan Tontowi akhirnya berbuah manis. Mereka berhasil meraih satu-satunya medali emas untuk kontingen Indonesia. Selain itu, mereka mampu memberi kado terindah untuk HUT RI ke 71. Tontowi/Liliyana juga memecahkan rekor untuk sektor ganda campuran yang akhirnya sukses mencetak prestasi emas pada Olimpiade. Sebelumnya dua kesempatan emas di final gagal diraih pada Olimpiade Sydney 2000 dan Olimpiade Beijing 2008. (Sumber: Juara.net).
$type=grid$meta=0$readmore=0$snippet=0$count=3$show=home
IndonesiaHerald.com, Rio De Janeiro - Pertarungan di arena Olimpiade memang bukan hal yang mudah, bahkan untuk pemain senior sekalip un. Besarnya tekanan dan beban di pundak para atlet di ajang olahraga terakbar empat tahunan ini terkadang membuat mereka tak mampu mengeluarkan kemampuan terbaik.
Rasa tegang dan grogi juga dirasakan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Meskipun Tontowi/Liliyana menang dua gim langsung atas Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), dengan skor 21-14, 21-12, namun mereka mengakui sempat dilanda ketegangan.
"Pressure di Olimpiade memang luar biasa. Walaupun sudah berpengalaman main di Olimpiade, pasti ada beban, tekanan tinggi. Apalagi kami tinggal sendiri dan hari ini adalah hari kemerdekaan Indonesia, maunya kami memberikan yang terbaik. Pokoknya perasaannya campur aduk," kata Liliyana seusai laga, Rabu (17/8/2016).
"Saya akui waktu masuk lapangan merasa tegang, selain itu pada awal gim kami bermain kurang lepas. Tetapi, waktu sudah ‘panas’, saya bisa menjaga tempo permainan, lebih rileks, dan menjaga kekompakan dengan Owi," ucap Liliyana.
Perolehan skor Tontowi/Liliyana pada gim kedua nyaris terkejar oleh Chan/Goh, 12-10.Tontowi/Liliyana sempat goyah pada pertengahan game kedua. Lalu apa yang membuat mereka bangkit?
"Waktu gim kedua, kondisinya itu kami lebih enak untuk menyerang. Kalau main bertahan agak kurang aman, jadi waktu di depan net, saya mencari cara untuk menurunkan shuttlecok," ucap Liliyana.
"Ternyata, sudah dijaga oleh lawan sehingga saya yang memaksa menurunkan kok malah jadi mengangkat kok. Saat itu, saya terpancing dan terburu-buru," kata Liliyana.
Dalam kondisi tegang, Tontowi mengucapkan kalimat yang membuat pemain 30 tahun ini kembali bersemangat.
"Saat itu, Owi berkata kepada saya ‘Nggak apa-apa cik, saya siap back-up di belakang. Cik Butet tenang saja jaga di depan. Cici lebih unggul kok (permainan) depannya’," kata Liliyana menirukan ucapan Tontowi.
"Kata-kata Owi ini membuat saya makin semangat dan percaya diri. Setelah break, saya rileks saja, toh di gaim pertama saya sudah menang juga, seharusnya lawan yang under pressure," ujar Liliyana.
Kekompakan Liliyana dan Tontowi akhirnya berbuah manis. Mereka berhasil meraih satu-satunya medali emas untuk kontingen Indonesia. Selain itu, mereka mampu memberi kado terindah untuk HUT RI ke 71.
Tontowi/Liliyana juga memecahkan rekor untuk sektor ganda campuran yang akhirnya sukses mencetak prestasi emas pada Olimpiade.
Sebelumnya dua kesempatan emas di final gagal diraih pada Olimpiade Sydney 2000 dan Olimpiade Beijing 2008. (Sumber: Juara.net).

Category 6
/fa-signal/ TOP 7 In The WEEK$type=one$snipped=hide$show=home$readmore=0$snippet=0$author=0$comment
-
Soetantyo Moechlas. Photo Tribun IndonesiaHerald.com - Mukidi. Nama ini di mana-mana disebut. Cerita-cerita Humor segar mengisi group-gr...
-
Potret Sultan Syarif Kasim II di Istana Siak Sri Indrapura IndonesiaHerald.com, Riau - Liburan ke Siak akhir pekan ini, traveler bisa ...
-
IndonesiaHerald.com, Health - Kalau ditanya apa golongan darahnya orang-orang mungkin akan menjawab A, B, O, atau AB. Namun untuk Sara...
-
IndonesiaHerald, Pontianak - Masyarakat di sekitar Bandara Supadio Pontianak terkejut melihat pemandangan itu. Seorang wanita berambut...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat tetap unggul dibanding dua kandidat lainny...
-
IndonesiaHerald.com, Kendari - Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam sebagai tersangka dalam kasus ...
-
Indonesiaherald.com, Bogor - Intoleransi dan radikalisme di Indonesia dinilai kian masif kemunculannya. Menurut salah satu peserta dis...
-
Indonesiaherald.com, Jakarta - Pesan percakapan dalam aplikasi WhatsApp di platform iOS ternyata tak sepenuhnya bisa dihapus. Bahkan se...
-
Indonesiaherald.com, New Delhi - Seorang pemuda di India yang dinyatakan tewas setelah dipagut ular berbisa tiba-tiba terbangun sesaat se...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Komnas Perempuan menemukan ratusan peraturan daerah yang diskriminatif terhadap perempuan. Keberadaan perda-...
KOMENTAR