IndonesiaHerald.com, Surabaya - Pemerintah provinsi Jawa Timur (Jatim) kebingungan dengan instruksi presiden untuk menekan harga daging sapi ke sekitar Rp 80 ribu per kilogran sebelum Lebaran. Dengan kekuatan stok saat ini, harga paling mungkin adalah Rp 90 ribu hingga Rp 95 ribu. Kepala Disperindag Provinsi Jatim M. Ardi Prasetiawan tampak pusing dengan instruksi presiden ini. ”Saya rasa itu (80 ribu rupiah per kilogram) ndak mungkin terpenuhi,” ujarnya, seperti dikutip dari JawaPos.com, Kamis (26/5). Ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan Ardi tentang instruksi tersebut. Pertama, instruksi itu tidak spesifik menyebutkan daging apa yang harus ditekan pada harga tersebut. Ada beberapa jenis daging di pasaran, mulai kualitas biasa hingga yang terbaik. Harga untuk masing-masing jenis daging itu pun berbeda. ”Apa ini daging biasa, daging wagyu, atau daging lemur, kita kan tidak tahu,” ungkapnya. Yang kedua adalah instruksi tersebut belum diikuti dengan strategi khusus bagaimana mengendalikan harga di pasaran. Pernyataan presiden hingga saat ini belum diikuti dengan aturan dan petunjuk teknis. ”Ini kan baru sebatas statement. Jadi, kita tunggu pusat punya strategi apa,” katanya. Sebelum Ramadan tahun ini, Ardi optimistis stok kebutuhan daging untuk Jatim masih aman. Hanya, harganya tidak bisa dipatok serendah instruksi presiden. ”Harga pasaran daging di Jatim 90, 95, maksimal 100 ribu. Kalau kita patok di bawah 90, kasihan para peternak,” ujarnya. Mantan kepala Biro Perekonomian Pemprov Jatim tersebut menuturkan, Jatim selama ini merupakan sentra pemasok kebutuhan daging sapi nasional. Kebutuhan tersebut dipasok dari 300 rumah pemotongan hewan (RPH) yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Dengan demikian, Jatim hampir tidak membutuhkan daging impor. Namun, jika harga dipaksakan hingga Rp 80 ribu per kilogram, otomatis Jatim harus membuka keran impor. ”Kalau daging impor masuk, para peternak lokal bisa marah,” ungkapnya. Menurut Ardi, jika presiden memang menginginkan harga tersebut, Jatim harus dimasukkan dalam rencana impor pemerintah. Padahal, impor daging seharusnya lebih dikhususkan pada daerah-daerah yang bukan penghasil daging sapi. Saat ini harga daging sapi di Jatim memang masih relatif tinggi, berkisar Rp 103 ribu hingga Rp 105 ribu per kilogram. Untuk itulah, petugas dari Disperindag Jatim tengah disebar ke pasar-pasar untuk menyosialisasikan kisaran harga yang ditetapkan pemprov. Sidak ke pasar juga terus digiatkan. ”Harga tinggi ini cuma faktor psikologis masyarakat. Mereka khawatir stoknya tidak cukup,” ujar Ardi. (Sumber: jpnn.com).
$type=grid$meta=0$readmore=0$snippet=0$count=3$show=home
IndonesiaHerald.com, Surabaya - Pemerintah provinsi Jawa Timur (Jatim) kebingungan dengan instruksi presiden untuk menekan harga daging sapi ke sekitar Rp 80 ribu per kilogran sebelum Lebaran.
Dengan kekuatan stok saat ini, harga paling mungkin adalah Rp 90 ribu hingga Rp 95 ribu. Kepala Disperindag Provinsi Jatim M. Ardi Prasetiawan tampak pusing dengan instruksi presiden ini. ”Saya rasa itu (80 ribu rupiah per kilogram) ndak mungkin terpenuhi,” ujarnya, seperti dikutip dari JawaPos.com, Kamis (26/5).
Ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan Ardi tentang instruksi tersebut. Pertama, instruksi itu tidak spesifik menyebutkan daging apa yang harus ditekan pada harga tersebut.
Ada beberapa jenis daging di pasaran, mulai kualitas biasa hingga yang terbaik. Harga untuk masing-masing jenis daging itu pun berbeda. ”Apa ini daging biasa, daging wagyu, atau daging lemur, kita kan tidak tahu,” ungkapnya.
Yang kedua adalah instruksi tersebut belum diikuti dengan strategi khusus bagaimana mengendalikan harga di pasaran. Pernyataan presiden hingga saat ini belum diikuti dengan aturan dan petunjuk teknis. ”Ini kan baru sebatas statement. Jadi, kita tunggu pusat punya strategi apa,” katanya.
Sebelum Ramadan tahun ini, Ardi optimistis stok kebutuhan daging untuk Jatim masih aman. Hanya, harganya tidak bisa dipatok serendah instruksi presiden.
”Harga pasaran daging di Jatim 90, 95, maksimal 100 ribu. Kalau kita patok di bawah 90, kasihan para peternak,” ujarnya.
Mantan kepala Biro Perekonomian Pemprov Jatim tersebut menuturkan, Jatim selama ini merupakan sentra pemasok kebutuhan daging sapi nasional. Kebutuhan tersebut dipasok dari 300 rumah pemotongan hewan (RPH) yang tersebar di seluruh kabupaten/kota.
Dengan demikian, Jatim hampir tidak membutuhkan daging impor. Namun, jika harga dipaksakan hingga Rp 80 ribu per kilogram, otomatis Jatim harus membuka keran impor. ”Kalau daging impor masuk, para peternak lokal bisa marah,” ungkapnya.
Menurut Ardi, jika presiden memang menginginkan harga tersebut, Jatim harus dimasukkan dalam rencana impor pemerintah. Padahal, impor daging seharusnya lebih dikhususkan pada daerah-daerah yang bukan penghasil daging sapi.
Saat ini harga daging sapi di Jatim memang masih relatif tinggi, berkisar Rp 103 ribu hingga Rp 105 ribu per kilogram. Untuk itulah, petugas dari Disperindag Jatim tengah disebar ke pasar-pasar untuk menyosialisasikan kisaran harga yang ditetapkan pemprov.
Sidak ke pasar juga terus digiatkan. ”Harga tinggi ini cuma faktor psikologis masyarakat. Mereka khawatir stoknya tidak cukup,” ujar Ardi. (Sumber: jpnn.com).

Category 6
/fa-signal/ TOP 7 In The WEEK$type=one$snipped=hide$show=home$readmore=0$snippet=0$author=0$comment
-
Soetantyo Moechlas. Photo Tribun IndonesiaHerald.com - Mukidi. Nama ini di mana-mana disebut. Cerita-cerita Humor segar mengisi group-gr...
-
Potret Sultan Syarif Kasim II di Istana Siak Sri Indrapura IndonesiaHerald.com, Riau - Liburan ke Siak akhir pekan ini, traveler bisa ...
-
IndonesiaHerald.com, Health - Kalau ditanya apa golongan darahnya orang-orang mungkin akan menjawab A, B, O, atau AB. Namun untuk Sara...
-
IndonesiaHerald, Pontianak - Masyarakat di sekitar Bandara Supadio Pontianak terkejut melihat pemandangan itu. Seorang wanita berambut...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat tetap unggul dibanding dua kandidat lainny...
-
IndonesiaHerald.com, Kendari - Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam sebagai tersangka dalam kasus ...
-
Indonesiaherald.com, Bogor - Intoleransi dan radikalisme di Indonesia dinilai kian masif kemunculannya. Menurut salah satu peserta dis...
-
Indonesiaherald.com, Jakarta - Pesan percakapan dalam aplikasi WhatsApp di platform iOS ternyata tak sepenuhnya bisa dihapus. Bahkan se...
-
Indonesiaherald.com, New Delhi - Seorang pemuda di India yang dinyatakan tewas setelah dipagut ular berbisa tiba-tiba terbangun sesaat se...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Komnas Perempuan menemukan ratusan peraturan daerah yang diskriminatif terhadap perempuan. Keberadaan perda-...
KOMENTAR