IndonesiaHerald.com, Jakarta - Komunitas Islam asal Indonesia yang bermukim di Australia dinilai telah berhasil menampilkan wajah toleran dalam interaksinya dengan masyarakat lokal setempat. Ini penting di saat sorotan negatif didapati komunitas Muslim karena pengaruh aksi-aksi kekerasan yang menyebar lewat kabar internasional. "Umat Islam Indonesia di negeri Kangguru ini terbukti mampu menjadi contoh dan tauladan yang baik dalam menjalin persaudaraan secara damai dengan komunitas masyarakat dari berbagai latar belakang di Australia, terutama pada saat umat Muslim menjadi soroton dan kadang dianggap sebagai ancaman oleh sebagian orang yang kontra Islam," kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema dalam keterangan yang diterima detikcom, Senin (26/9/2016). Nadjib berbicara dalam sambutan pembukaan Muktamar Umat Muslim Indonesia di Australia dan Selandia Baru di Bell City Hotel, Victoria, Australia. Gelaran yang dibuka pertama kali ini berlangsung sejak 24 September kemarin, mengusung tema "Hidup dalam Harmoni". Nadjib juga merupakan Ketua Asosiasi Duta Besar Negara-negara Anggota Organisasi Kerjasama Islam di Canberra. "Muktamar ini akan melengkapi rangkaian langkah yang dilakukan para Dubes negara OKI di Australia yang dipimpinnya dalam mendorong citra Islam yang teduh," kata Nadjib. Dia mendorong semua Muslim Indonesia di Australia agar terus menunjukkan wajah Islam yang sesungguhnya, yakni Islam yang cinta damai. Apalagi sedari awal, orang Indonesia sudah dikenal sebagai pendatang yang ramah oleh suku asli Australia. "Indonesia pantas berbangga karena dari perspektif historis, orang Indonesialah, melalui pedagang dari Makassar di abad ke-15 yang memperkenalkan agama Islam secara damai ke suku Aborigin di Australia," ujarnya. Ketua Panitia Muktamar, Neil Siregar yang juga Presiden IMCV menjelaskan tujuan Muktamar adalah mempersatukan organisasi Islam Indonesia di Australia. Muktamar juga dirancang menjadi wadah promosi nilai-nilai multikultural Indonesia di Australia dan Selandia Baru sekaligus sebagai forum untuk mempertebal tekad bagi Muslim Indonesia untuk memainkan peran yang lebih besar di berbagai bidang di kedua negara ini. 200 Orang hadir di acara ini. Semua antusias, bahkan Ketua AIMFACT Canberra bernama Marpuddin Aziz menempuh 700 km selama delapan jam mengendarai mobil untuk hadir di acara ini. (Sumber: detik.com).
$type=grid$meta=0$readmore=0$snippet=0$count=3$show=home
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Komunitas Islam asal Indonesia yang bermukim di Australia dinilai telah berhasil menampilkan wajah toleran dalam interaksinya dengan masyarakat lokal setempat. Ini penting di saat sorotan negatif didapati komunitas Muslim karena pengaruh aksi-aksi kekerasan yang menyebar lewat kabar internasional.
"Umat Islam Indonesia di negeri Kangguru ini terbukti mampu menjadi contoh dan tauladan yang baik dalam menjalin persaudaraan secara damai dengan komunitas masyarakat dari berbagai latar belakang di Australia, terutama pada saat umat Muslim menjadi soroton dan kadang dianggap sebagai ancaman oleh sebagian orang yang kontra Islam," kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema dalam keterangan yang diterima detikcom, Senin (26/9/2016).
Nadjib berbicara dalam sambutan pembukaan Muktamar Umat Muslim Indonesia di Australia dan Selandia Baru di Bell City Hotel, Victoria, Australia. Gelaran yang dibuka pertama kali ini berlangsung sejak 24 September kemarin, mengusung tema "Hidup dalam Harmoni". Nadjib juga merupakan Ketua Asosiasi Duta Besar Negara-negara Anggota Organisasi Kerjasama Islam di Canberra.
"Muktamar ini akan melengkapi rangkaian langkah yang dilakukan para Dubes negara OKI di Australia yang dipimpinnya dalam mendorong citra Islam yang teduh," kata Nadjib.
Dia mendorong semua Muslim Indonesia di Australia agar terus menunjukkan wajah Islam yang sesungguhnya, yakni Islam yang cinta damai. Apalagi sedari awal, orang Indonesia sudah dikenal sebagai pendatang yang ramah oleh suku asli Australia.
"Indonesia pantas berbangga karena dari perspektif historis, orang Indonesialah, melalui pedagang dari Makassar di abad ke-15 yang memperkenalkan agama Islam secara damai ke suku Aborigin di Australia," ujarnya.
Ketua Panitia Muktamar, Neil Siregar yang juga Presiden IMCV menjelaskan tujuan Muktamar adalah mempersatukan organisasi Islam Indonesia di Australia. Muktamar juga dirancang menjadi wadah promosi nilai-nilai multikultural Indonesia di Australia dan Selandia Baru sekaligus sebagai forum untuk mempertebal tekad bagi Muslim Indonesia untuk memainkan peran yang lebih besar di berbagai bidang di kedua negara ini.
200 Orang hadir di acara ini. Semua antusias, bahkan Ketua AIMFACT Canberra bernama Marpuddin Aziz menempuh 700 km selama delapan jam mengendarai mobil untuk hadir di acara ini. (Sumber: detik.com).

Category 6
/fa-signal/ TOP 7 In The WEEK$type=one$snipped=hide$show=home$readmore=0$snippet=0$author=0$comment
-
Soetantyo Moechlas. Photo Tribun IndonesiaHerald.com - Mukidi. Nama ini di mana-mana disebut. Cerita-cerita Humor segar mengisi group-gr...
-
Potret Sultan Syarif Kasim II di Istana Siak Sri Indrapura IndonesiaHerald.com, Riau - Liburan ke Siak akhir pekan ini, traveler bisa ...
-
IndonesiaHerald.com, Health - Kalau ditanya apa golongan darahnya orang-orang mungkin akan menjawab A, B, O, atau AB. Namun untuk Sara...
-
IndonesiaHerald, Pontianak - Masyarakat di sekitar Bandara Supadio Pontianak terkejut melihat pemandangan itu. Seorang wanita berambut...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat tetap unggul dibanding dua kandidat lainny...
-
IndonesiaHerald.com, Kendari - Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam sebagai tersangka dalam kasus ...
-
Indonesiaherald.com, Bogor - Intoleransi dan radikalisme di Indonesia dinilai kian masif kemunculannya. Menurut salah satu peserta dis...
-
Indonesiaherald.com, Jakarta - Pesan percakapan dalam aplikasi WhatsApp di platform iOS ternyata tak sepenuhnya bisa dihapus. Bahkan se...
-
Indonesiaherald.com, New Delhi - Seorang pemuda di India yang dinyatakan tewas setelah dipagut ular berbisa tiba-tiba terbangun sesaat se...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Komnas Perempuan menemukan ratusan peraturan daerah yang diskriminatif terhadap perempuan. Keberadaan perda-...
KOMENTAR