Bikin Trenyuh, Pengusaha Rokok Jadi Orang Terkaya, Buruh Rokok Tetap Miskin

Sebagian buruh rokok PT. Gudang Garam, Tbk. saat mengikuti istigasah bentuk keprihatinan atas kesejehateraan mereka di masjid Setono Gedong, Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu (15/9/2013). IndonesiaHerald.com, Bogor - Selain petani tembakau, golongan lain yang dianggap sering dijadikan tameng untuk melindungi kepentingan industri rokok di Indonesia adalah buruh di pabrik rokok. Ketua Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany menyatakan bahwa alasan mengedepankan nasib buruh pabrik rokok sebenarnya tidak sesuai dengan fakta. Sebab, ia menyatakan kondisi buruh pabrik rokok jauh dari kata sejahtera. "Buruh rokok diupah rendah, tapi pengusaha rokok jadi orang terkaya," kata dia dalam seminar pengendalian tembakau dengan tema "Membongkar Hambatan Aksesi FCTC dan Mitos Rokok di Indonesia" di Bogor, Jumat (30/9/2016). Hasbullah mengatakan data dari Badan Pusat statisitik tahun 2013-2014 yang dimilikinya memperlihatkan bahwa buruh di industri rokok justru menjadi pekerja dengan upah terkecil dibanding buruh pada sektor industri yang setara, seperti karet, plastik, bahan makanan jadi ataupun tekstil. "Bisa dicek sendiri ke Temanggung, Kediri," ujar Hasbullah. Menurut Hasbullah, bayaran yang rendah untuk buruh industri rokok disebabkan mereka sebagian besar adalah kaum perempuan yang menjadi ibu rumah tangga. Hasbullah menyebut para buruh perempuan ini dibayar dengan upah rendah karena dianggap bukan tulang punggung utama bagi keluarganya. Situasi ini yang dinilainya membuat para buruh gampang dimanfaatkan sebagai tameng oleh para pelindung kepentingan industri rokok. "Karena upahnya rendah, jadinya gampang disulut," kata Hasbullah. Hasbullah menyatakan, kondisi itu diperburuk dengan mulai banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Penyebabnya, karena mulai banyaknya perusahaan rokok besar yang menggunakan mesin ketimbang tenaga manusia. Ia mengaku pernah bertemu dengan pejabat di Kediri yang mengeluhkan banyaknya PHK yang dilakukan perusahaan rokok terbesar di daerah tersebut. Penyebabnya adalah perusahaan tersebut mulai menggunakan mesin untuk memproduksi rokok. Hasbullah menyebut PHK di perusahaan-perusahaan rokok besar turut berpengaruh ke perusahaan-perusahan rokok kecil. "Bisa jadi PHK di industri rokok kecil karena kalah bersaing dengan mekanisasi oleh industri besar," ucap Hasbullah. (Sumber: Kompas.com).

Sebagian buruh rokok PT. Gudang Garam, Tbk. saat mengikuti istigasah bentuk keprihatinan atas kesejehateraan mereka di masjid Setono Gedong, Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu (15/9/2013).
IndonesiaHerald.com, Bogor - Selain petani tembakau, golongan lain yang dianggap sering dijadikan tameng untuk melindungi kepentingan industri rokok di Indonesia adalah buruh di pabrik rokok.

Ketua Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany menyatakan bahwa alasan mengedepankan nasib buruh pabrik rokok sebenarnya tidak sesuai dengan fakta. Sebab, ia menyatakan kondisi buruh pabrik rokok jauh dari kata sejahtera.

"Buruh rokok diupah rendah, tapi pengusaha rokok jadi orang terkaya," kata dia dalam seminar pengendalian tembakau dengan tema "Membongkar Hambatan Aksesi FCTC dan Mitos Rokok di Indonesia" di Bogor, Jumat (30/9/2016).

Hasbullah mengatakan data dari Badan Pusat statisitik tahun 2013-2014 yang dimilikinya memperlihatkan bahwa buruh di industri rokok justru menjadi pekerja dengan upah terkecil dibanding buruh pada sektor industri yang setara, seperti karet, plastik, bahan makanan jadi ataupun tekstil.

"Bisa dicek sendiri ke Temanggung, Kediri," ujar Hasbullah.

Menurut Hasbullah, bayaran yang rendah untuk buruh industri rokok disebabkan mereka sebagian besar adalah kaum perempuan yang menjadi ibu rumah tangga.

Hasbullah menyebut para buruh perempuan ini dibayar dengan upah rendah karena dianggap bukan tulang punggung utama bagi keluarganya. Situasi ini yang dinilainya membuat para buruh gampang dimanfaatkan sebagai tameng oleh para pelindung kepentingan industri rokok.

"Karena upahnya rendah, jadinya gampang disulut," kata Hasbullah.

Hasbullah menyatakan, kondisi itu diperburuk dengan mulai banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Penyebabnya, karena mulai banyaknya perusahaan rokok besar yang menggunakan mesin ketimbang tenaga manusia.

Ia mengaku pernah bertemu dengan pejabat di Kediri yang mengeluhkan banyaknya PHK yang dilakukan perusahaan rokok terbesar di daerah tersebut. Penyebabnya adalah perusahaan tersebut mulai menggunakan mesin untuk memproduksi rokok.

Hasbullah menyebut PHK di perusahaan-perusahaan rokok besar turut berpengaruh ke perusahaan-perusahan rokok kecil.

"Bisa jadi PHK di industri rokok kecil karena kalah bersaing dengan mekanisasi oleh industri besar," ucap Hasbullah. (Sumber: Kompas.com).


KOMENTAR

Category 6

Name

Berita,465,China,9,Education,18,Entertainment,19,Hari Santri,4,Headlines,79,Health,8,Indonesia,212,Inspirasi,12,Internasional,50,Jakarta,110,Jobs,3,Life Style,6,Nasional,189,News,175,Otomotive,1,Pendidikan,3,Pendidikan Islam,18,Politik,223,Santri,7,Sport,6,Travel,21,Viral,2,World,10,
ltr
item
IndonesiaHerald: Bikin Trenyuh, Pengusaha Rokok Jadi Orang Terkaya, Buruh Rokok Tetap Miskin
Bikin Trenyuh, Pengusaha Rokok Jadi Orang Terkaya, Buruh Rokok Tetap Miskin
Sebagian buruh rokok PT. Gudang Garam, Tbk. saat mengikuti istigasah bentuk keprihatinan atas kesejehateraan mereka di masjid Setono Gedong, Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu (15/9/2013). IndonesiaHerald.com, Bogor - Selain petani tembakau, golongan lain yang dianggap sering dijadikan tameng untuk melindungi kepentingan industri rokok di Indonesia adalah buruh di pabrik rokok. Ketua Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany menyatakan bahwa alasan mengedepankan nasib buruh pabrik rokok sebenarnya tidak sesuai dengan fakta. Sebab, ia menyatakan kondisi buruh pabrik rokok jauh dari kata sejahtera. "Buruh rokok diupah rendah, tapi pengusaha rokok jadi orang terkaya," kata dia dalam seminar pengendalian tembakau dengan tema "Membongkar Hambatan Aksesi FCTC dan Mitos Rokok di Indonesia" di Bogor, Jumat (30/9/2016). Hasbullah mengatakan data dari Badan Pusat statisitik tahun 2013-2014 yang dimilikinya memperlihatkan bahwa buruh di industri rokok justru menjadi pekerja dengan upah terkecil dibanding buruh pada sektor industri yang setara, seperti karet, plastik, bahan makanan jadi ataupun tekstil. "Bisa dicek sendiri ke Temanggung, Kediri," ujar Hasbullah. Menurut Hasbullah, bayaran yang rendah untuk buruh industri rokok disebabkan mereka sebagian besar adalah kaum perempuan yang menjadi ibu rumah tangga. Hasbullah menyebut para buruh perempuan ini dibayar dengan upah rendah karena dianggap bukan tulang punggung utama bagi keluarganya. Situasi ini yang dinilainya membuat para buruh gampang dimanfaatkan sebagai tameng oleh para pelindung kepentingan industri rokok. "Karena upahnya rendah, jadinya gampang disulut," kata Hasbullah. Hasbullah menyatakan, kondisi itu diperburuk dengan mulai banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Penyebabnya, karena mulai banyaknya perusahaan rokok besar yang menggunakan mesin ketimbang tenaga manusia. Ia mengaku pernah bertemu dengan pejabat di Kediri yang mengeluhkan banyaknya PHK yang dilakukan perusahaan rokok terbesar di daerah tersebut. Penyebabnya adalah perusahaan tersebut mulai menggunakan mesin untuk memproduksi rokok. Hasbullah menyebut PHK di perusahaan-perusahaan rokok besar turut berpengaruh ke perusahaan-perusahan rokok kecil. "Bisa jadi PHK di industri rokok kecil karena kalah bersaing dengan mekanisasi oleh industri besar," ucap Hasbullah. (Sumber: Kompas.com).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgstJ-1XyA5W1Y2O75evz6tpIIfUzR22QwRz7Gx6XJ3pcg6H4rTk6JRq3L_JMxVLS-82zhlX3L_7Qs3bEFumIOOrNHjf8rnQCPld1ulIQFvCEjikKZ0MSwaDOyTX14yhBaG-yoSQ8ZU5OQ/s640/Buruh+rokok.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgstJ-1XyA5W1Y2O75evz6tpIIfUzR22QwRz7Gx6XJ3pcg6H4rTk6JRq3L_JMxVLS-82zhlX3L_7Qs3bEFumIOOrNHjf8rnQCPld1ulIQFvCEjikKZ0MSwaDOyTX14yhBaG-yoSQ8ZU5OQ/s72-c/Buruh+rokok.jpg
IndonesiaHerald
http://heraldindonesia.blogspot.com/2016/10/bikin-trenyuh-pengusaha-rokok-terkaya-buruh-miskin.html
http://heraldindonesia.blogspot.com/
http://heraldindonesia.blogspot.com/
http://heraldindonesia.blogspot.com/2016/10/bikin-trenyuh-pengusaha-rokok-terkaya-buruh-miskin.html
true
7052545917034528745
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy