IndonesiaHerald.com, Jakarta - Selain soal banjir dan macet, Calon Wakil Gubernur DKI Sandiaga Salahuddin Uno menyebut masalah penggusuran juga jadi pemicu munculnya gangguan kejiwaan bagi masyarakat Jakarta. Namun dia mengaku bukan orang yang anti penggusuran. Hanya saja, kata Sandiaga, jika nanti terpilih menjadi wakil gubernur dia akan melakukan pendekatan kepada masyarakat sebelum menggusur sebuah tempat. Cawagub yang diusung Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerindra itu akan meniru cara Joko Widodo (Jokowi) dalam melakukan penggusuran. Saat Jokowi menjabat Wali Kota Surakarta atau pun Gubernur Jakarta, dia juga melakukan penggusuran. Namun, menurut Sandi, Jokowi melakukan pendekatan kepada masyarakat dan mendengarkan aspirasi mereka sebelum digusur. Walhasil saat digusur, warga bisa menerima dan tidak ada yang memberontak. "Itu (penggusuran) ada dalam satu bungkusan kebijakan yang harus dilakukan pemerintah. Tapi kuncinya adalah komunikasi. Supaya yang digusur itu bisa menerima dan tidak memberontak. Pak Jokowi sudah menunjukkan itu dengan mendengarkan aspirasi mereka. Itu pendekatan yang bisa menyelesaikan masalah di Jakarta," kata Sandiaga seusai mewakili keluarganya menerima penghargaan dari RS Jiwa Dr. Soeharto Heerjan di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2016). Sebelumnya Ketua Tim Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera mengatakan bahwa duet yang diusung PKS dan Gerindra itu akan menjadi yang terbaik untuk Ibu Kota. Dia mengklaim, di tangan Anies-Sandi, Jakarta akan menjadi kota yang lebih manusiawi. "Jakarta akan lebih manusiawi karena kita ingin konsep city for the people. The people is the heart, central of the city. Peoplenya yang utama, bukan pembangunannya. Jadi penggusuran akan sangat minimal. Mulai dari pendidikannya, ke lapangan pekerjaannya, penghasilannya kesejahteraannya, kebahagiaannya, ruang publik akan semakin banyak," papar Mardani saat berbincang dengan detikcom, Rabu (28/9/2016). "Sekarang juga kan sudah baik, di eranya Pak Jokowi ruang publiknya sudah 11 persen. Tapi kan belum mencapai target, kita akan mencoba itu menjadi lebih baik lagi," sambung dia. (Sumber: detik.com).
$type=grid$meta=0$readmore=0$snippet=0$count=3$show=home
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Selain soal banjir dan macet, Calon Wakil Gubernur DKI Sandiaga Salahuddin Uno menyebut masalah penggusuran juga jadi pemicu munculnya gangguan kejiwaan bagi masyarakat Jakarta. Namun dia mengaku bukan orang yang anti penggusuran.
Hanya saja, kata Sandiaga, jika nanti terpilih menjadi wakil gubernur dia akan melakukan pendekatan kepada masyarakat sebelum menggusur sebuah tempat. Cawagub yang diusung Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerindra itu akan meniru cara Joko Widodo (Jokowi) dalam melakukan penggusuran.
Saat Jokowi menjabat Wali Kota Surakarta atau pun Gubernur Jakarta, dia juga melakukan penggusuran. Namun, menurut Sandi, Jokowi melakukan pendekatan kepada masyarakat dan mendengarkan aspirasi mereka sebelum digusur.
Walhasil saat digusur, warga bisa menerima dan tidak ada yang memberontak. "Itu (penggusuran) ada dalam satu bungkusan kebijakan yang harus dilakukan pemerintah. Tapi kuncinya adalah komunikasi. Supaya yang digusur itu bisa menerima dan tidak memberontak. Pak Jokowi sudah menunjukkan itu dengan mendengarkan aspirasi mereka. Itu pendekatan yang bisa menyelesaikan masalah di Jakarta," kata Sandiaga seusai mewakili keluarganya menerima penghargaan dari RS Jiwa Dr. Soeharto Heerjan di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis
(6/10/2016).
Sebelumnya Ketua Tim Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera mengatakan bahwa duet yang diusung PKS dan Gerindra itu akan menjadi yang terbaik untuk Ibu Kota. Dia mengklaim, di tangan Anies-Sandi, Jakarta akan menjadi kota yang lebih manusiawi.
"Jakarta akan lebih manusiawi karena kita ingin konsep city for the people. The people is the heart, central of the city. Peoplenya yang utama, bukan pembangunannya. Jadi penggusuran akan sangat minimal. Mulai dari pendidikannya, ke lapangan pekerjaannya, penghasilannya kesejahteraannya, kebahagiaannya, ruang publik akan semakin banyak," papar Mardani saat berbincang dengan detikcom, Rabu (28/9/2016).
"Sekarang juga kan sudah baik, di eranya Pak Jokowi ruang publiknya sudah 11 persen. Tapi kan belum mencapai target, kita akan mencoba itu menjadi lebih baik lagi," sambung dia. (Sumber: detik.com).

Category 6
/fa-signal/ TOP 7 In The WEEK$type=one$snipped=hide$show=home$readmore=0$snippet=0$author=0$comment
-
Soetantyo Moechlas. Photo Tribun IndonesiaHerald.com - Mukidi. Nama ini di mana-mana disebut. Cerita-cerita Humor segar mengisi group-gr...
-
Potret Sultan Syarif Kasim II di Istana Siak Sri Indrapura IndonesiaHerald.com, Riau - Liburan ke Siak akhir pekan ini, traveler bisa ...
-
IndonesiaHerald.com, Health - Kalau ditanya apa golongan darahnya orang-orang mungkin akan menjawab A, B, O, atau AB. Namun untuk Sara...
-
IndonesiaHerald, Pontianak - Masyarakat di sekitar Bandara Supadio Pontianak terkejut melihat pemandangan itu. Seorang wanita berambut...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat tetap unggul dibanding dua kandidat lainny...
-
IndonesiaHerald.com, Kendari - Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam sebagai tersangka dalam kasus ...
-
Indonesiaherald.com, Bogor - Intoleransi dan radikalisme di Indonesia dinilai kian masif kemunculannya. Menurut salah satu peserta dis...
-
Indonesiaherald.com, Jakarta - Pesan percakapan dalam aplikasi WhatsApp di platform iOS ternyata tak sepenuhnya bisa dihapus. Bahkan se...
-
Indonesiaherald.com, New Delhi - Seorang pemuda di India yang dinyatakan tewas setelah dipagut ular berbisa tiba-tiba terbangun sesaat se...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Komnas Perempuan menemukan ratusan peraturan daerah yang diskriminatif terhadap perempuan. Keberadaan perda-...
KOMENTAR