IndonesiaHerald.com, Jakarta - Pengamat politik Yudi Latif menilai, saat ini pembangunan di Jakarta sudah tersegregasi terutama berdasarkan aspek kelas sosial. Menurut Yudi hal berdampak negatif bagi masa depan Ibu Kota. Sebab bila muncul konflik yang berbasis persoalan ekonomi, akan mudah tersulut konflik antarkelas sosial dalam skala besar. Menurut Yudi hal ini diperparah dengan permukiman warga yang kini tersegregasi antara masyarakat ekonomi menengah ke atas dan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. "Kalau kita lihat sekarang, antara masyarakat ekonomi menengah ke bawah dengan masyarakat ekonomi menengah ke atas benar-benar terpisah secara permukiman. Yang kaya ngumpul sama yang kaya dan tentu interaksi di antara keduanya minim," kata Yudi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/10/2016). Ia menambahkan dengan minimnya interaksi antara si kaya dan si miskin maka akan mudah menimbulkan gesekan berupa konflik sosial yang sulit diredam. Sebab di antara keduanya tak terbangun kesepahaman dan toleransi. "Ke depan, Jakarta dengan Gubernur yang baru tak boleh menyegregasi permukiman berdasarkan kelas sosial, semuanya harus hidup berdampingan agar bisa saling memahami saat muncul konflik," lanjut Yudi. (Sumber: Kompas.com).
$type=grid$meta=0$readmore=0$snippet=0$count=3$show=home
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Pengamat politik Yudi Latif menilai, saat ini pembangunan di Jakarta sudah tersegregasi terutama berdasarkan aspek kelas sosial.
Menurut Yudi hal berdampak negatif bagi masa depan Ibu Kota. Sebab bila muncul konflik yang berbasis persoalan ekonomi, akan mudah tersulut konflik antarkelas sosial dalam skala besar.
Menurut Yudi hal ini diperparah dengan permukiman warga yang kini tersegregasi antara masyarakat ekonomi menengah ke atas dan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
"Kalau kita lihat sekarang, antara masyarakat ekonomi menengah ke bawah dengan masyarakat ekonomi menengah ke atas benar-benar terpisah secara permukiman. Yang kaya ngumpul sama yang kaya dan tentu interaksi di antara keduanya minim," kata Yudi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/10/2016).
Ia menambahkan dengan minimnya interaksi antara si kaya dan si miskin maka akan mudah menimbulkan gesekan berupa konflik sosial yang sulit diredam.
Sebab di antara keduanya tak terbangun kesepahaman dan toleransi.
"Ke depan, Jakarta dengan Gubernur yang baru tak boleh menyegregasi permukiman berdasarkan kelas sosial, semuanya harus hidup berdampingan agar bisa saling memahami saat muncul konflik," lanjut Yudi. (Sumber: Kompas.com).

Category 6
/fa-signal/ TOP 7 In The WEEK$type=one$snipped=hide$show=home$readmore=0$snippet=0$author=0$comment
-
Soetantyo Moechlas. Photo Tribun IndonesiaHerald.com - Mukidi. Nama ini di mana-mana disebut. Cerita-cerita Humor segar mengisi group-gr...
-
Potret Sultan Syarif Kasim II di Istana Siak Sri Indrapura IndonesiaHerald.com, Riau - Liburan ke Siak akhir pekan ini, traveler bisa ...
-
IndonesiaHerald.com, Health - Kalau ditanya apa golongan darahnya orang-orang mungkin akan menjawab A, B, O, atau AB. Namun untuk Sara...
-
IndonesiaHerald, Pontianak - Masyarakat di sekitar Bandara Supadio Pontianak terkejut melihat pemandangan itu. Seorang wanita berambut...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat tetap unggul dibanding dua kandidat lainny...
-
IndonesiaHerald.com, Kendari - Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam sebagai tersangka dalam kasus ...
-
Indonesiaherald.com, Bogor - Intoleransi dan radikalisme di Indonesia dinilai kian masif kemunculannya. Menurut salah satu peserta dis...
-
Indonesiaherald.com, Jakarta - Pesan percakapan dalam aplikasi WhatsApp di platform iOS ternyata tak sepenuhnya bisa dihapus. Bahkan se...
-
Indonesiaherald.com, New Delhi - Seorang pemuda di India yang dinyatakan tewas setelah dipagut ular berbisa tiba-tiba terbangun sesaat se...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Komnas Perempuan menemukan ratusan peraturan daerah yang diskriminatif terhadap perempuan. Keberadaan perda-...
KOMENTAR