IndonesiaHerald.com, Jakarta - PT Visi Media Asia Tbk atau VIVA mengirimkan surat pemberitahuan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin (23/1) lalu. Surat tersebut berisi mengenai pengunduran diri Presiden Komisaris VIVA, Erick Thohir.
IndonesiaHerald.com, Jakarta - PT Visi Media Asia Tbk
atau VIVA mengirimkan surat pemberitahuan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
pada Senin (23/1) lalu. Surat tersebut berisi mengenai pengunduran diri
Presiden Komisaris VIVA, Erick Thohir.
Dikutip dari keterangan perusahaan, surat tersebut
ditujukan pada kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida.
Surat juga sudah ditandatangani Sekretaris Perusahaan VIVA, Neil R. Robing.
"Guna memenuhi ketentuan POJK Nomor 33/POJK.04/2014
tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, bersama ini
kami sampaikan bahwa tanggal 19 Januari perseroan telah menerima surat
pengunduran diri Bapak Erick Thohir dari jabatannya selaku Presiden Komisaris
Perseroan," kutipan surat yang dikirim ke OJK.
Pengumuman pengunduran diri Erick membuat saham VIVA
melemah di perdagangan kemarin. Dikutip dari data perdagangan Bursa Efek
Indonesia (BEI), nilai saham VIVA dibuka turun 4 poin ke level Rp 334 per
lembar dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 338 per lembar.
Saham perusahaan sempat menyentuh level terendahnya di
level Rp 332 per lembar. Hingga pukul 11.06 waktu JATS, saham diperdagangkan 38
kali dengan nilai Rp 2,63 miliar.
Bagaimana nasib VIVA di mana mendatang seusai ditinggal
salah satu pentolannya? Analis menilai sosok pengganti bos Inter Milan ini akan
vital mempengaruhi kepercayaan pasar. Silakan baca halaman selanjutnya untuk
penjelasan detailnya.
Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada,
mengatakan reaksi melemahnya saham VIVA sangat wajar. Dia menilai pengunduran
diri salah satu petinggi secara otomatis akan sedikit mempengaruhi kinerja
VIVA.
"Ini memang jadi satu berita yang di tanggapi
negatif oleh pelaku pasar. Pasar kan tahunya VIVA itu identik dengan Pak Erick
dan Pak Anindya Bakrie. Kalau pak Erick keluar nantinya dikhawatirkan
kinerjanya akan turun, jadi banyak pikir-pikiran negatif yang ada di
pasar," katanya saat dihubungi.
Penurunan nilai saham, menurutnya, hanya akan dialami
sesaat. Sebab, pelaku pasar saat ini sedang menanti keputusan siapa yang akan
menggantikan Erick Thohir sebagai komisaris VIVA.
"Mungkin jangka pendek untuk pelaku, pasti ada
sentimen negatif. Tapi VIVA akan menyiapkan penggantinya. Nah penggantinya ini
cukup untuk meyakinkan pasar tidak? Mempertahankan kinerja dari VIVA akan
menjadi perhatian pemilihan nantinya. Pasar akan melihat sosok pengganti pak
Erick," ujarnya.
Dia menambahkan, di bawah kepemimpinan Erick Thohir,
kinerja VIVA menunjukkan hal cukup positif. Di mana terdapat peningkatan
kinerja di VIVA itu sendiri.
"Jika dilihat dari pendapatan lebih naik, mungkin
dari sisi personal arahan yang diberikan beliau membawa VIVA menjadi media yang
dikenal pasar. VIVA bisa memperlihatkan eksistensinya. Namun, tetap tidak
terlepas dari kerja tim," pungkasnya.
Lalu, apa alasan
Erick Thohir mengundurkan diri?
Erick mengatakan, keputusan pengunduran diri dilakukan
atas beberapa pertimbangan. Pertama adalah posisi dan amanat yang diberikan
sebagai Ketua penyelenggara Asian Games di mana terdapat tanggung jawab besar
dan diperlukan fokus untuk menyukseskan ajang terbesar olahraga di Tanah Air
pada 2018 mendatang.
"Hal ini selain tanggung jawab kepada pemerintah,
juga kepada seluruh masyarakat Indonesia," kata Erick.
Alasan kedua adalah keterkaitan aktivitas sebagai
pengendali klub sepak bola ternama dunia. Di mana dia menjadi Presiden klub
Inter Milan.
"Dan yang ketiga, sebagai Presiden Komisaris PT
Mahaka Radio Integra (MARI) yang sedang berkembang di mana pekan lalu baru saja
meluncurkan radio terbarunya, 93.2 Hot FM."
Selanjutnya, proses persetujuan pengunduran diri tersebut
akan dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku. (merdeka/surya)
KOMENTAR