IndonesiaHerald.com, Ottawa - Sekitar 1.500 warga Amerika Serikat (AS) hanyut saat perahu mereka terbawa angin kencang di sungai yang memisahkan wilayah AS dan Kanada. Akibatnya, warga AS ini masuk ke wilayah Kanada secara ilegal. Seperti dilansir Reuters, Selasa (23/8/2016), insiden ini terjadi di Sungai St Clair yang mengalir di antara wilayah Michigan, AS dengan Ontario, Kanada. Disampaikan patroli pantai Kanada, warga AS itu ikut dalam acara Port Huron Float Down, pesta yang digelar di Sungai St Clair pada Minggu (21/8) waktu setempat. Mereka yang ikut acara itu menumpang di atas beberapa perahu karet dan bahkan ada yang hanya menggunakan ban pelampung. Saat hujan deras yang disertai angin kencang, orang-orang itu terbawa dan hanyut hingga ke tepi sungai yang ada di wilayah Kanada. Beberapa perahu karet mengempis, sehingga memicu upaya penyelamatan besar-besaran dari Patroli Pantai Kanada, juga kepolisian federal dan provinsi setempat. Juru bicara Patroli Pantai Kanada, Carol Launderville, menyebut kebanyakan warga AS yang hanyut, akhirnya diselamatkan dari sungai dan ditarik dengan kapal hingga mencapai tepi sungai. "Mereka ketakutan karena memasuki wilayah negara lain tanpa dokumen. Tidak ada yang membawa paspor maupun kartu identitas, dan banyak dari mereka yang minum alkohol," terang Inspektur Peter Garapick selaku pengawas tim pencarian dan penyelamatan patroli pantai Kanada, kepada televisi lokal CBC. Beberapa warga AS yang hanyut, sebut Garapick, ada yang berusaha berenang kembali ke sisi wilayah AS. "Kami harus menarik banyak orang keluar dari air dan berkata 'tidak'," terang Garapick. Baca juga: Gagalkan Rencana Teror, Polisi Kanada Tembak Mati Simpatisan ISIS Warga AS yang hanyut ke Kanada itu, dikumpulkan di Sarnia, Ontario sebelum dibawa kembali ke wilayah AS dengan transportasi publik setempat. Tidak dijelaskan lebih lanjut oleh kepolisian Sarnia, apakah warga AS ini akan didakwa terkait insiden ini. Dilaporkan ada beberapa orang yang mengalami luka ringan. Ditambahkan juru bicara Patroli Pantai Kanada Launderville, acara pesta di sungai itu tidak memiliki penyelenggara resmi. Acara itu, menurut Launderville, berpotensi memicu bahaya karena arus sungai yang bergerak cepat dan orang-orang yang ikut acara itu tidak memakai rompi pelampung. Halaman Facebook untuk acara itu, menyebut acara ini telah digelar di kota Port Huron sejak 30 tahun lalu. Dalam satu pernyataannya, mereka berterima kasih kepada otoritas Kanada. "Anda telah menunjukkan kepada kami, kebaikan sejati dan bagaimana menjadi tetangga yang luar biasa!" demikian pernyataan terima kasih itu. (Sumber: detik.com).
$type=grid$meta=0$readmore=0$snippet=0$count=3$show=home
IndonesiaHerald.com, Ottawa - Sekitar 1.500 warga Amerika Serikat (AS) hanyut saat perahu mereka terbawa angin kencang di sungai yang memisahkan wilayah AS dan Kanada. Akibatnya, warga AS ini masuk ke wilayah Kanada secara ilegal.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (23/8/2016), insiden ini terjadi di Sungai St Clair yang mengalir di antara wilayah Michigan, AS dengan Ontario, Kanada. Disampaikan patroli pantai Kanada, warga AS itu ikut dalam acara Port Huron Float Down, pesta yang digelar di Sungai St Clair pada Minggu (21/8) waktu setempat.
Mereka yang ikut acara itu menumpang di atas beberapa perahu karet dan bahkan ada yang hanya menggunakan ban pelampung. Saat hujan deras yang disertai angin kencang, orang-orang itu terbawa dan hanyut hingga ke tepi sungai yang ada di wilayah Kanada.
Beberapa perahu karet mengempis, sehingga memicu upaya penyelamatan besar-besaran dari Patroli Pantai Kanada, juga kepolisian federal dan provinsi setempat. Juru bicara Patroli Pantai Kanada, Carol Launderville, menyebut kebanyakan warga AS yang hanyut, akhirnya diselamatkan dari sungai dan ditarik dengan kapal hingga mencapai tepi sungai.
"Mereka ketakutan karena memasuki wilayah negara lain tanpa dokumen. Tidak ada yang membawa paspor maupun kartu identitas, dan banyak dari mereka yang minum alkohol," terang Inspektur Peter Garapick selaku pengawas tim pencarian dan penyelamatan patroli pantai Kanada, kepada televisi lokal CBC.
Beberapa warga AS yang hanyut, sebut Garapick, ada yang berusaha berenang kembali ke sisi wilayah AS. "Kami harus menarik banyak orang keluar dari air dan berkata 'tidak'," terang Garapick.
Warga AS yang hanyut ke Kanada itu, dikumpulkan di Sarnia, Ontario sebelum dibawa kembali ke wilayah AS dengan transportasi publik setempat. Tidak dijelaskan lebih lanjut oleh kepolisian Sarnia, apakah warga AS ini akan didakwa terkait insiden ini. Dilaporkan ada beberapa orang yang mengalami luka ringan.
Ditambahkan juru bicara Patroli Pantai Kanada Launderville, acara pesta di sungai itu tidak memiliki penyelenggara resmi. Acara itu, menurut Launderville, berpotensi memicu bahaya karena arus sungai yang bergerak cepat dan orang-orang yang ikut acara itu tidak memakai rompi pelampung.
Halaman Facebook untuk acara itu, menyebut acara ini telah digelar di kota Port Huron sejak 30 tahun lalu. Dalam satu pernyataannya, mereka berterima kasih kepada otoritas Kanada.
"Anda telah menunjukkan kepada kami, kebaikan sejati dan bagaimana menjadi tetangga yang luar biasa!" demikian pernyataan terima kasih itu. (Sumber: detik.com).

Category 6
/fa-signal/ TOP 7 In The WEEK$type=one$snipped=hide$show=home$readmore=0$snippet=0$author=0$comment
-
Soetantyo Moechlas. Photo Tribun IndonesiaHerald.com - Mukidi. Nama ini di mana-mana disebut. Cerita-cerita Humor segar mengisi group-gr...
-
Potret Sultan Syarif Kasim II di Istana Siak Sri Indrapura IndonesiaHerald.com, Riau - Liburan ke Siak akhir pekan ini, traveler bisa ...
-
IndonesiaHerald.com, Health - Kalau ditanya apa golongan darahnya orang-orang mungkin akan menjawab A, B, O, atau AB. Namun untuk Sara...
-
IndonesiaHerald, Pontianak - Masyarakat di sekitar Bandara Supadio Pontianak terkejut melihat pemandangan itu. Seorang wanita berambut...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat tetap unggul dibanding dua kandidat lainny...
-
IndonesiaHerald.com, Kendari - Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam sebagai tersangka dalam kasus ...
-
Indonesiaherald.com, Bogor - Intoleransi dan radikalisme di Indonesia dinilai kian masif kemunculannya. Menurut salah satu peserta dis...
-
Indonesiaherald.com, Jakarta - Pesan percakapan dalam aplikasi WhatsApp di platform iOS ternyata tak sepenuhnya bisa dihapus. Bahkan se...
-
Indonesiaherald.com, New Delhi - Seorang pemuda di India yang dinyatakan tewas setelah dipagut ular berbisa tiba-tiba terbangun sesaat se...
-
IndonesiaHerald.com, Jakarta - Komnas Perempuan menemukan ratusan peraturan daerah yang diskriminatif terhadap perempuan. Keberadaan perda-...
KOMENTAR